Sabtu sore yang teduh. Saatnya kembali ke barak. Salah satu
agenda pekanan hari ini adalah mengisi biodata. Banyak data yang harus diisi. Biasa
saja. Seperti mengisi data-data yang lain. Tapi ada sebuah isian yang membuatku
terperanjat; cita-cita.
What!!!
Jika aku masih 6 tahun atau 8 tahun, mungkin aku akan sangat
bersemangat menyatakan cita-citaku sebagai dokter, pilot, presiden. But, now??
Aku?? Ibu-ibu almost 30tahun yang selalu terbirit-birit diburu rutinitas. Dan ditanya
cita-cita. Pliss dehhh….
Sampai pertemuan usai, kolom cita-cita masih belum ku isi. Pikiranku
masih tertuju pada kata-kata itu; cita-cita. Memangnya apa cita-citaku?? Sekarang,
hari ini, disini, diriku?
Dulu aku pernah bercita-cita menjadi TKW ke hongkong tapi
gagal. Lalu, ku gantungkan cita-citaku menjadi jaksa, pun raib. Setelah itu aku
ingin sekali menjadi ketua komnas perlindungan anak menggantika Kak Seto. Sampai
detik ini cita-citaku itupun masih diangan.
Dan hari ini aku ditanya cita-cita. Berfikir agak lama. Apa sih
yg bener-bener ku inginkan saat ini. Ku temukan beberapa jawaban; aku ingin
menyempatkan diri memasak agar suami dan anakku bias makan dirumah, aku ingin
mengaji tiap hari biar anakku terbiasa mendengar ibunya mengaji, aku ingin
menyempatkan diri bersih-bersih rumah biar mertuaku bangga padaku. Aku ingin….,
aku ingin…..
Ku simpulkan, cita-citaku saat ini adalah menjadi orang yang
memberikan sebanyak-banyak manfaat untuk orang disekitarku. Sekarang, hari ini,
disini, diriku.
Dan syukurlah. Untuk menjadi seperti yang ku cita-citakan itu
tidak perlu menjadi dokter, presiden, pramugari, jaksa, TKW sukses.
Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Cihhuyyy itulah
cita-citaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar